1. LANDASAN FALSAFAH TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
Yang dimaksud filsafah dengan istilah
”Falsafah” disini adalah rangkaian pernyataan yang disasarkan paa keyaki nan,
konsepsi dan sikap seseorang yang menunjukan arah dan tujuan yang akan
diambilnya. Filsafat dalam pendidikan merupakan merupakan teori umum dari
pendidikan, landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan, atau dapat
dikatakan sebagai teori yang dipakai dasar bagaimana “pendidikan itu
dilaksanakan” sehingga mencapai tujuan. Beberapa asumsi yang dijadikan dasar
untuk menentukan gejala yang diamati :
· Ilmu dan pengetahuan berkembang dengan pesat implikasi bagi kebanyakan orang untuk mengikuti perkembangan itu
· Pertambahan penduduk akan senantiasa
terjadi meskipun derajat perbandingan yang kian mengecil
· Terjadinya perubahan-peubahan
mendasar dan bersifat menetap
· Penyebaran teknologi kedalam
kehidupan masyarakat yang makin meluas
· Makin terbatasnya sumber-sumber
tradisional sehingga harus diciptakan sumber-sumber baru
PENDEKATAN FILSAFATI
Berdasarkan
tujuan dari falsafah ilmu, setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang
merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang didukungnya. Oleh karna itu,
sebagai sebuah ilmu teknologi pendidikan juga memiliki landasan. Salah satunya
adalah landasan filosofis yang dapat dikaji melalui tiga kajian yaitu ontologi
(apa), epistmologi (bagaimana), dan aksiologi (untuk apa).
1.
Ontologi
Ontologi
bertolak atas hakekat ada (existence and being) (Brameld, 1955: 28). Pandangan
ontologi ini secara praktis akan menjadi masalah utama di dalam pendidikan.
Oleh karena itu teknologi pendidikan dlam posisi ini teknologi pendidikan dalam
posii ini sebagai bagian pengembangn untuk memudahkan hubungan siswaatau
peserta didik dengan dunia lingkungannya.
Secara
tersusun Chaeruman dalam tulisannya mengutip tulisan rof. Yusuf Hadi Miarso
bahwa ontologi teknologi pendidikan adalah :
a. Adanya sejumlah besar orang belum
terpenuhi kesempatan belajarnya, baik yang diperoleh melalui suatu lembaga
khusus, maupun yang dapat diperoleh melalui suatu secara mandiri.
b. Adanya sumber baik yang telah
tersedia maupun dapat direkayasa, tapi belum dimanfaatkan untuk keperluan
belajar.
c. Perlu adanya suatu proses atau usaha
khusus yang terarah dan terencana untuk menggarap sumber-sumber tersebut agar
dapat terpenuhi hasrat belajar setiap orang dan organiasi.
d. Perlu adanya keahlian dan pengelolaan
atas kegiatan khusus dalam mengembangkan dan memanfaatkan sumber untuk belajar
tersebutsecara efektif, efisien dan selaras.
Ontologi merupakan asas dalam menetapkan ruang
lingkup ujud yang menjadi objek penelaahan, serta penafsiran tetntang hakikat
realitas dari objek tersebut.
Dikutip dalam
pertanyaan Sir Eric Ashby (1972, h, 9-10) tentang terjadinya empat revolusi:
·
Revolusi
Pertama, terjadi saat orang tua atau keluargayang menyerahkan sebagian tanggung
jawab pendidikan kepada orang lain yang secara khusus di beri tanggung jawab
unuk itu.
·
Revolusi
kedua, terjadi saat guru sebagai orang
yang dilimpahkan tangung jawab untuk mendidik. Seperti halnya revolusi pertama
tidak dapat kapan diketahui kapan evolus kedua ini terjadi, namu dapat diterima
bahwa hal itu telah dan bahkan masih terjadi.
·
Revolusi
ketiga, muncul dengan ditemukannya mesin cetak, yang memungkinkan tersebarnya
informasi icinic dan numeric dalam bentuk buku atau media cetak lainnya.
·
Revolusi
keempat, berlangsung dengan perkembangan yang cepat di bidang eektronik. Yang
paling menonjol diantaranya media komunikasi, yang berhasil menembus batas
geografi, sosial, dan politis secara lebih intens lagi daripada media cetak.
Revolusi-revolusi diatas dapat
terjadi karna adanya masalah yang tak teratasi dengan cara yang ada
sebelumnya,tetapi dilain pihak juga menimbulkan masalah baru.
2.
Epistimologi
Epistemologi
atau teori pengetahuan yang behubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan,
pengadaian-pengadaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pertanyaan
mengenai pengetahuan setiap dimiliki manusia.
Pendangan
epistemologi tentang pendidikan akan membahas persoalan-persoalan pendidikan,
seperti kurikulum, teori belajar, strategi pembelajaran, bahan atau
sarana-prasarana yang mengantarkan terjadinya proses pendidikan, dan cara
menenentukan hasil pendidikan.
M.
Arif berpendapat bahwa epistimologi (bagaimana) materi pengetahuan disusun dan
diperoleh.
Ada 3 landasan dai epistimologi
teknologi pendidikan :
·
Keseluruhan
masalah belajar dan upaya pemecahannya ditelaah secara stimulan
·
Unsur-unsur
yang berkepentingan diintegrasikan dalam suatu proses kompleks secara
sistematik
·
Penggabungan
kedalam proses yang kompleks dan perhatian atas gejala secara menyeluruh.
Abdul
Gafur (2007) untuk mendapatkan teknologi pendidikan adalah dengan cara :
·
Teaalah
secara stimulan keseluruhan masalah-masalah belajar.
·
Pengintegrasian
secara sistemik kegiatan kegiatan pengembangan, produksi, peanfaatan,
pengelolaan, dan evaluasi.
·
Mengupayakan
sinergisme atau interaksi terhadap seluruh proses pengembangan dan pemanfaatan
sumber belajar.
3.
Aksiologi
Aksiologi
(axiology), suatu bidang yang menyelidiki nili-nilai. Mnurut wijaya kusumah
dalam kegiatan aksiologi, mafaat pengkajian teknologi pendidikan bisa di
aplikasikan dalam beberapa hal :
·
Meningkatkan
produktifitas pendidikan
·
Kegunaan
teknologi pembelajaran
·
Memberikan
kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual
·
Memberikan
dasar pembelajaran yang lebih ilmiah
·
Lebih
memantapkan pembelajaran
·
Memungkinkan
belajar secara lebih akrab
·
Memungkinkan
penyajian pendidikan secara lebih luas dan merata
Sedangkan M. Arif menyatakan bahwa aksiologi (untuk apa)
yaitu merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan tersebut. Landasan
pembenaran atau landasan aksiologis teknologi pendidikan perlu dipikirkan dan
dibahas terus menerus karna adanya kebutuhan rill yang mendukung pertumbuhan
dan perkembangannya.
2. VISI, MISI DAN TUJUAN TEKNOLOGI
PENDIDIKAN
·
VISI
Menjadi
universitas unggul di kawasan Asia Tenggara di bidang ilmu kependidikan, ilmu
pengetahuan, teknologi, olahraga, dan seni pada tahun 2020 berdasarkan ketakwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan yang
berkualitas dibidang ilmu kependidikan, ilmu pengetahuan , teknologi, olahraga,
dan seni berdasarkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menyelenggarakan kegiatan penelitian
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, hasil penelitian serta model pembelajaran
yang inovatif pada tingkat nasional maupun internasional.
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian
kepada masyarakat sebagai upaya penerapan ilmu kependidikan, ilmu pengetahuan,
teknologi, olahraga dan seni untuk kemajun bangsa.
4. Meningkatan tata kelola universitas.
5. Meningkatkan kerjasama lokal,
nasional, dan iternasional.
6. Mengembangkan landasan dan
melaksankan kebijakan untuk menuju universitas bertaraf internasional.
·
TUJUAN
1. Menghasilkan tenaga profesional yang
bermoral dan agamis di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga
dan seni.
2. Menghasilkan lulusan yang berdaya
saing dan adaptif terhadap perubahan lingkungan global.
3. Menciptakan mahasiswa yang cerdas,
santun , sehat jasmani, dan rohani.
4. Menhasilkan karya ilmiah dan model
pembelajaran yang inovatif.
5. Tersebarluasnya ilmu pengetahuan,
hasil penelitian, dan model pembelajaran pada tingkat nasional dan
internasional.
6. Meningkatnya mutu dan jumlah iplementasi
ilmu ependidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, dan seni melalui
pengabdian masyarakat.
7. Terbantunya masyarakat dalam
menyelesaikn permasalahan kemasyarakatan dengan memanfaatkan hasil-hasil
penelitian.
8. Terwujudnya tata kelola yang baik
(good university governance).
9. Terlaksananya pelayanan yang
berkualitas sesuai kebutuhan pelanggan.
10. Terjalinnya kerja sama ditingkat
lokal , nasional dan internasional.
11. Terwujudnya universitas unggul
dikawasan Asia Tenggara pada tahun 2020.
12. Terbangunnya budaya akademik yng
berwawasan global.
DAFTAR PUSTAKA :
·
Yusufhadi Miarso. (1982). Menyamai Benih
Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
·
Nasution.
(1987). Teknologi Pendidikan. Bandung : Jemmars.
Posted by Unknown